Tips dan Trik Jitu: Langkah Mudah Menguasai Teknik Wawancara bagi Jurnalis Pemula

Jurnalis Handal

Menguasai teknik wawancara adalah keahlian dasar yang wajib dimiliki oleh seorang jurnalis. Terutama bagi jurnalis pemula, kemampuan melakukan wawancara yang efektif dapat membuka jalan menuju liputan yang berkualitas dan informasi yang mendalam. Namun, banyak pemula yang merasa gugup, tidak percaya diri, atau bingung harus mulai dari mana. Dalam artikel ini, kami rangkum 12 tips dan trik jitu yang akan membantumu memahami dan menguasai teknik wawancara dengan langkah mudah. Dengan mengikuti panduan ini, kamu akan lebih percaya diri menghadapi narasumber dan mendapatkan informasi yang akurat.

1. Lakukan Persiapan Matang Sebelum Wawancara

Persiapan adalah kunci. Jangan pernah datang ke sesi wawancara tanpa mengetahui siapa narasumbermu dan topik yang akan dibahas. Lakukan riset mendalam tentang latar belakang narasumber, isu yang ingin diangkat, dan fakta-fakta penting yang berkaitan.

Tips dan Trik:

  • Baca berita terbaru atau artikel tentang narasumber.
  • Catat pertanyaan utama yang ingin kamu ajukan, tapi siapkan juga pertanyaan lanjutan untuk mendalami jawaban mereka.
  • Pastikan alat rekam, catatan, dan peralatan lainnya sudah dicek dan berfungsi dengan baik.

Baca Juga : ASUS Vivobook S 14 OLED. Laptop Tipis, Ringan, dan Cerdas di Era AI

2. Bangun Hubungan Baik Sejak Awal

Hubungan yang baik antara jurnalis dan narasumber akan menciptakan suasana nyaman saat wawancara berlangsung. Semakin santai narasumber, semakin besar peluang kamu mendapatkan jawaban yang lebih jujur dan mendalam.

Tips dan Trik:

  • Sapa narasumber dengan ramah dan perkenalkan diri secara singkat.
  • Tunjukkan sikap profesional namun tetap hangat. Senyum, tatap mata dengan sopan, dan gunakan bahasa tubuh yang terbuka.
  • Jangan langsung masuk ke pertanyaan serius. Awali dengan percakapan ringan untuk mencairkan suasana.

3. Buat Daftar Pertanyaan yang Terstruktur

Meski wawancara sering kali berjalan spontan, punya daftar pertanyaan yang terstruktur akan membantu kamu tetap fokus dan tidak melewatkan informasi penting.

Tips dan Trik:

  • Mulai dengan pertanyaan ringan, lalu masuk ke pertanyaan utama.
  • Susun pertanyaan dari umum ke khusus, agar narasumber nyaman dan tidak merasa diinterogasi.
  • Jangan ragu untuk improvisasi, terutama jika jawaban narasumber membuka peluang untuk menggali informasi baru.

4. Dengarkan Lebih Banyak, Bicara Lebih Sedikit

Kesalahan yang sering dilakukan jurnalis pemula adalah terlalu banyak berbicara. Padahal, peran utama seorang pewawancara adalah menjadi pendengar aktif.

Tips dan Trik:

  • Dengarkan jawaban narasumber dengan penuh perhatian.
  • Tunjukkan bahwa kamu benar-benar memperhatikan dengan mengangguk atau mengucapkan “ya”, “mengerti”, atau “teruskan”.
  • Jangan potong jawaban, kecuali benar-benar diperlukan untuk mengarahkan kembali pembicaraan.

Baca Juga : Solusi Mudah untuk Melihat Kata Sandi WiFi yang Pernah Anda Gunakan

5. Ajukan Pertanyaan Terbuka

Pertanyaan terbuka mendorong narasumber untuk menjelaskan lebih panjang, bukan hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Ini memungkinkan kamu mendapatkan cerita atau insight yang lebih dalam.

Tips dan Trik:

  • Ganti pertanyaan seperti “Apakah Anda senang?” menjadi “Bagaimana perasaan Anda ketika…?”
  • Gunakan kata tanya seperti apa, bagaimana, mengapa, siapa, kapan, dan di mana.
  • Hindari pertanyaan yang bersifat menghakimi atau menggiring jawaban.

6. Jaga Netralitas dan Objektivitas

Sebagai jurnalis, kamu harus tetap netral dan tidak menunjukkan keberpihakan, terutama saat membahas isu yang sensitif atau kontroversial.

Tips dan Trik:

  • Jaga ekspresi wajah tetap netral, meskipun jawaban narasumber mengejutkan atau tidak sesuai harapanmu.
  • Jangan mengomentari atau memberikan opini pribadi saat wawancara berlangsung.
  • Fokus pada fakta dan klarifikasi jika ada informasi yang kurang jelas.

7. Gunakan Alat Bantu dengan Bijak

Di era digital, alat bantu seperti perekam suara atau video sangat membantu dalam dokumentasi. Namun, pastikan penggunaannya tidak mengganggu jalannya wawancara.

Tips dan Trik:

  • Selalu minta izin terlebih dahulu sebelum merekam.
  • Gunakan alat perekam sebagai cadangan, tetap siapkan catatan manual untuk mencatat poin-poin penting.
  • Pastikan baterai alat perekam penuh dan memori cukup.

8. Jaga Waktu Wawancara

Hormati waktu narasumber. Jangan membuat wawancara berlangsung terlalu lama, kecuali mereka memang bersedia untuk melanjutkan.

Tips dan Trik:

  • Tentukan durasi wawancara di awal, misalnya “Sekitar 30 menit”.
  • Fokus pada pertanyaan penting lebih dahulu, baru gali informasi tambahan jika waktu memungkinkan.
  • Jika perlu waktu lebih panjang, tanyakan apakah narasumber bersedia untuk memperpanjang sesi wawancara.

9. Tindak Lanjut Setelah Wawancara

Setelah wawancara selesai, jangan langsung putus kontak. Tindak lanjut adalah bagian penting dari membangun jaringan profesional.

Tips dan Trik:

  • Ucapkan terima kasih secara langsung setelah wawancara selesai.
  • Kirim email atau pesan untuk mengucapkan terima kasih kembali, serta sampaikan jika ada kemungkinan follow-up pertanyaan.
  • Kirimkan hasil tulisan atau liputan kepada narasumber sebagai bentuk apresiasi (jika memungkinkan dan sesuai kebijakan media).

10. Latihan dan Evaluasi Diri Secara Berkala

Keterampilan wawancara tidak didapat dalam semalam. Semakin sering kamu berlatih, semakin terampil kamu dalam menghadapi berbagai tipe narasumber dan situasi.

Tips dan Trik:

  • Dengarkan ulang rekaman wawancara untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahanmu.
  • Minta feedback dari editor atau mentor tentang teknik wawancaramu.
  • Belajar dari wawancara jurnalis profesional, baik dalam bentuk video, podcast, atau tulisan.

Dengan menerapkan 12 tips dan trik jitu di atas, kamu bisa lebih percaya diri dan profesional dalam melakukan wawancara. Kuncinya adalah konsistensi, sikap terbuka untuk belajar, dan keberanian menghadapi berbagai tipe narasumber.

Jurnalis pemula yang rutin melatih teknik wawancara akan mampu menghasilkan liputan yang tajam, informatif, dan menginspirasi. Ingat, setiap wawancara adalah proses belajar yang berharga!

Tinggalkan Balasan