Indonesia adalah negara yang beragam tradisi dan adatnya, sudah menjadi hal yang familiar ketika merayakan sebuah hari besar atau hari raya dengan berbagai jenis tradisi di setiap wilayahnya masing-masing. Khususnya pada Tahun Baru Hijriyah, setiap wilayah di Indonesia menyambutnya dengan tradisi yang unik.
Tahun Baru Hijriyah atau Tahun Baru Islam sendiri akan memasuki tahun 1444 yang dimulai pada tanggal 29 juli sampai dengan 30 juli. Pastinya dengan adanya hari raya ini umat Islam di Indonesia akan merayakannya dengan tradisinya masing-masing.
Berikut ini adalah beberapa tradisi unik di berbagai wilayah Indonesia ketika menyambut Tahun Baru Hijriyah:
Layaknya hari raya besar lainnya di Indonesia, di Yogyakarta juga Tahun Baru Hijriyah disambut dengan kembang api dan juga terompet yang meriah.
Tapi kalau di Yogyakarta, ada sedikit perbedaan yaitu mereka melakukan tradisi lek-lekan atau bisa di bilang tidak tidur semalaman, dan merenungkan diri dan sambil berdoa yang sering di sebut ritual tuguran.
Pada bulan Sura atau Suro, masyarakat Yogyakarta mempercayai bahwa sebagai makhluk ciptaan Tuhan, mereka harus sadar diri dan menjauhkan dirinya dari berbagai macam godaan yang menyesatkan.
Di Jawa Barat sendiri yang banyak sekali keturunan suku Sunda, mereka menyambut Tahun Baru Islam dengan upacara bubur suro, tradisi ini dilakukan untuk memperingati Tahun Baru Islam dan juga mengenang peristiwa 10 muharram.
Tradisi ini dimulai di masjid, dimana masyarakat akan menyiapkan bubur merah dan juga putih yang terpisah. Selanjutnya, mereka akan melakukan ritual-ritual untuk memperingati Tahun Baru Hijriyah.
Masyarakat Belitung sendiri merayakan Tahun Baru Hijriyah dengan tradisi yang terbilang sederhana dibandingkan dengan daerah lain, berkumpul dan makan bersama dengan sajian yang telah disiapkan bersama-sama.
Walaupun terbilang sederhana, tradisi ini sangat mengeratkan tali persaudaraan dan juga solidaritas masyarakat muslim di Bangka Belitung.
Berbeda dengan bubur suro, bubur asyura di Kalimantan ini adalah makanan khas untuk menyambut kedatangan Tahun Baru Hijriyah. Bubur ini hanya disajikan ketika merayakan Tahun Baru Islam ini terbuat dari beras yang dimasak lama, jagung, santan, ketela pohon, ubi jalar, kacang tolo, kacang tanah, kacang hijau, dan juga singkong.
Baca juga: 8 Ide Usaha Yang Langka Tapi Menguntungkan Di Tahun 2023
Tahun Baru Islam di Ponorogo sendiri disambut meriah dengan pawai, jirab sejarah, larungan doa-doa dan juga seni reog, tradisi ini sendiri dinamakan grebeg suro. Ada juga yang merayakan grebeg suro ini dengan mengadakan tidakatan, yaitu tidak tidur untuk menyambut Tahun Baru Hijriyah.
Nah, itulah berbagai macam adat dan tradisi yang banyak dilakukan masyarakat Indonesia ketika merayakan Tahun Baru Hijriyah.
Menggunakan layanan perbankan digital kini semakin menarik dengan adanya berbagai penawaran menarik, salah satunya adalah…
Ingin dapat hadiah menarik hanya dengan membuka rekening di Superbank? Kini Superbank menghadirkan promo spesial…
In today's competitive digital landscape, an SMM panel is a powerful tool for businesses and…
Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang sangat penting dalam mengelola keuangan sebuah koperasi. Menganalisis…
Perkembangan teknologi digital terus mengalami evolusi yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Inovasi-inovasi baru terus…
Memulai bisnis dari rumah telah menjadi pilihan yang populer bagi banyak orang, terutama di era…